Kesadaran
anak durhaka......
Di suatu hutan yang sangat lebat terdapat sebuah gubuk yang sudah tidak layak untuk
dihuni.
Tetapi,tanpa disangka
ternyata tinggalah 2 orang yang berada di dalam gubuk itu.
Ke dua orang itu
bernama Mbok Ratih dan Srikandi. Sifat Mbok Ratih itu sangat baik dan penyabar.
Mbok Ratih selalu
tabah dalam menghadapi sikap anaknya yaitu Srikandi.
Beda dengan sikap
Srikandi yang sangat
kasar terhadap Mbok Ratih, mbok Ratih selalu di perintah oleh Srikandi,
semua pekerjaan rumah
tangga di
tanggung semua oleh mbok Ratih. Srikandi tidak pernah membantu mbok Ratih sedikit pun. Ia juga tidak berpikir kalau ibunya sudah sakit-sakitan dan tidak mampu untuk bekerja lagi.
tanggung semua oleh mbok Ratih. Srikandi tidak pernah membantu mbok Ratih sedikit pun. Ia juga tidak berpikir kalau ibunya sudah sakit-sakitan dan tidak mampu untuk bekerja lagi.
Bahkan pada
saat itu, Srikandi meminta uang kepada mbok Ratih sebesar
Rp.1.000.000 tetapi Mbok Ratih tidak memberikannya,
karena Mbok Ratih
tidak mempunyai uang sebesar itu. Karena Srikandi benar-benar muak kepada mbok Ratih,
Srikandi memarahi
ibunya habis-habisan, sampai ibunya meneteskan banyak air mata dan menangis
tersedu-sedu. Tidak berpikir panjang lebar lagi,
Srikandi langsung
mengemasi pakaiannya dan meninggalkan ibunya sendirian di gubuk tua itu.
Mbok Ratih sudah tidak
kuat lagi dengan sikap Srikandi yang keterlaluan itu,
maka mbok Ratih
mengikhlaskan Srikandi meninggalkan ia sendirian di tengah hutan yang
lebat itu.
Malam hari telah
tiba,saat Srikandi berada di hutan. Dalam hati Srikandi,
ia merasa gelisah dan
takut.
Tetapi keyakinan dia
sudah bulat untuk meninggalkan Mbok Ratih selamanya. Saat Srikandi merasa lelah,
ia beristirahat
sejenak di bawah pohon besar. Tanpa tersadari, Srikandi pun tertidur dengan lelap tanpa memikirkan
keselamatan dia di tengah hutan. Setelah beberapa jam tertidur,
Srikandi mendengar
suara gaungan harimau yang jaraknya cukup dekat. Akhirnya Srikandi pun berlari dengan sangat kencang.
Tanpa disadari,
ternyata harimau itu
mengejar
Srikandi.
Srikandi pun panik ia
tidak tahu harus pergi ke mana lagi. Karena Srikandi terlalu panik akhirnya Srikandi
terjatuh di jurang yang sangat dalam. Srikandi pun berteriak dengan kencang,
tetapi percuma saja
tidak ada yang mendengar teriakan Srikandi di hutan yang gelap itu.
Saat Srikandi
jatuh terlalu jauh di jurang, Srikandi tidak tahu bahwa jurang itu berada di pinggir
sungai yang deras. Tetapi Srikandi tidak mempedulikan itu,
karena Srikandi
mengalami luka yang cukup parah dan tidak tersadarkan diri.
Akhirnya Srikandi pun
terjatuh dan terbawa arus sungai yang deras.
Sedangkan Mbok Ratih,
ia gelisah memikirkan
keadaan Srikandi yang sekarang berada di tengah hutan.
Mbok Ratih tidak tahu
harus berbuat apa lagi. Mbok Ratih hanya bisa berdoa semoga Srikandi baik-baik
saja.
Malam pun terus
berlalu,
Mbok Ratih belum juga
tertidur. Tetapi pada pukul 02.00 malam,
akhirnya Mbok Ratih
tertidur juga.
Pagi hari pun
tiba,
Mbok Ratih terbangun
dari tidurnya. Mbok Ratih terbangun dengan terkejut,
ia langsung
tergesa-gesa pergi dari rumah untuk mencari Srikandi.
Saat Mbok Ratih berada
di tengah hutan, Mbok Ratih melihat tas milik Srikandi.
Mbok Ratih pun tambah
panik,
ia langsung berlari
sangat kencang. Pada saat Mbok Ratih menghentikan langkahnya,
ia melihat sebuah
jurang yang sangat dalam. Mbok Ratih takut jika Srikandi jatuh ke dalam jurang
itu.
Akhirnya Mbok Ratih
pun menuju jalan pintas untuk turun ke jurang yang sangat dalam itu.
Saat mbok Ratih
sampai di bawah jurang itu, Mbok Ratih hanya melihat sungai saja.
Ia tidak melihat
adanya tanda-tanda Srikandi.
Beda dengan
keadaan Srikandi, ia tersesat di suatu desa terpencil.
Saat itu untungnya Srikandi
di temukan oleh seorang Kakek yang sudah sangat tua.
Pada saat Srikandi di
bawa ke rumah Kakek tua itu, Srikandi di rawat dengan baik di sana.
Luka Srikandi diobati
oleh Kakek tua itu. Sedangkan istri dari kakek itu menyiapkan makanan untuk
Srikandi. Saat Srikandi terbangun dari
pingsannya,
Srikandi terkejut
melihat dua orang yang sudah sangat tua. Lalu Srkandi berkata ”Maaf,saya ingin bertanya.
Anda berdua ini siapa
ya??”.
Dan Kakek tua itu
menjawab
”Saya orang yang
menyelamatkan kamu, nak!!”. Srikandi terdiam, ia tidak percaya bahwa ia di selamatkan oleh Kakek tua
yang sangat miskin. Karena Srikandi tidak tahu jalan pulang,
maka ia terpaksa
tinngal di rumah kakek itu. Nama kakek itu adalah Kakek Tarno.
Karena Mbok Ratih
belum tahu dimana Srikandi berada, akhirnya mbok Ratih terpaksa untuk menyusul
Srikandi.
Di hati kecil Mbok Ratih,
ia tidak ingin kehilangan anak
semata wayangnya itu. Saat Mbok Ratih melewati hutan,
ia berharap di
selamatkan dari ancaman binatang buas. Setelah beberapa jam Mbok Ratih berjalan,
akhirnya Mbok Ratih
berhasil keluar dari dalam hutan. Ia pun langsung melanjutkan perjalanan untuk mencari
anaknya Srikandi.
Saat berada di
rumah Kakek Tarno, Srikandi berubah menjadi anak yang baik hati dan
pemurah.
Kakek Tarno mengajarkan
banyak hal positif kepada Srikandi. Walaupun Srikandi bukan anak kandungnya tetapi Kakek
Tarno sangat sayang kepada Srikandi. Kakek dan istrinya beruntung mempunyai anak seperti
Srikandi. Walaupun dulu, sifat Srikandi sangat kasar terhadap Mbok Ratih,
tetapi sekarang ia
tidak lagi mempunyai sifat seperti itu.
Malam hari pun
datang,
Mbok Ratih sama sekali
tidak lelah mencari keberadaan Srikandi. Ia berjuang demi bertemu anaknya itu.
Ia juga berharap agar
Srikandi masih mengakui Mbok Ratih sebagai ibu kandungnya.
Pada saat Mbok Ratih
berjalan,ia bertemu dengan seorang pencopet. Hati Mbok Ratih sangat gelisah dan takut.
Ia tidak berharap
untuk memberikan semua barang bawaannya kepada pencopet itu. Setelah Mbok Ratih berlari mengelabuhi pencopet itu,
Mbok Ratih malah
terjatuh. Akhirnya, pencopet itu berhasil menangkap Mbok Ratih.
Dengan nada kasar Pencopet
itu meminta uang yang di bawa oleh Mbok Ratih, dengan terpaksa Mbok ratih pun memberikan semua uangnya
kepada pencopet itu.
Di rumah Kakek
Tarno,
Srikandi tiba-tiba
memikirkan ibunya yaitu Mbok Ratih. Ia menyesal meninggalkan ibunya sendirian di hutan.
Bahkan ia sadar bahwa
selama ini ia selalu membantah perkataan Mbok Ratih.
Ia berjanji kepada
dirinya sendiri untuk kembali ke pelukan Mbok Ratih.
Karena Srikandi tidak
bisa tidur karena memikirkan ibunya, akhirnya Srikandi meminta izin kepada Kakek Tarno untuk
berpamitan pulang. Sebenarnya Kakek Tarno
melarangnya.
Tapi,
Srikandi memaksa.
Akhirnya Srikandi pun
di perbolehkan untuk pulang ke rumah ibu kandungnya.
Asal Kakek Tarno ikut
mengantarnya. Kakek Tarno takut jika terjadi apa-apa oleh Srikandi.
Srikandi pun menerima
permintaan Kakek Tarno.
Karena Mbok Ratih
sudah tidak mempunyai uang lagi, akhirnya Mbok Ratih tidur di emperan toko.
Mbok Ratih bingung
harus kemana lagi untuk mencari Srikandi. Ia berharap agar segera dipertemukan oleh anaknya itu.
Mbok Ratih sangat
rindu sekali dengan Srikandi. Bahkan ia berjanji agar menuruti permintaan Srikandi.
Ketika Srikandi menuju untuk pulang ke rumahnya. Ia melihat seperti ada orang yang mirip dengan ibunya.
Akhirnya ia mendekati
wanita itu dan ternyata memang benar dia adalah Mbok Ratih.
Srikandi sangat senang
bisa bertemu Mbok Ratih dan Mbok Ratih juga senang bisa bertemu anaknya.
Bahkan, Mbok Ratih terkejut dengan sikap Srikandi yang sangat
sopan terhadap dia. Akhirnya mereka pun menuju masuk ke hutan untuk pulang
ke rumahnya. Dan sebelum itu mbok Ratih berterima kasih terhadap
Kakek Tarno yang sudah merawat dan mendidik Srikandi menjadi anak yang baik
hati.
Dan mereka sekarang telah menjadi keluarga
kecil yang bahagia dan saling menyayangi satu sama lain.
0 komentar:
Posting Komentar