CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 22 Februari 2013

kesadaran anak durhaka


Kesadaran anak durhaka......

    Di suatu hutan yang sangat lebat  terdapat sebuah gubuk yang sudah tidak layak untuk dihuni. Tetapi,tanpa disangka ternyata tinggalah 2 orang yang berada di dalam gubuk itu. Ke dua orang itu bernama Mbok Ratih dan Srikandi. Sifat Mbok Ratih itu sangat baik dan penyabar. Mbok Ratih selalu tabah dalam menghadapi sikap anaknya yaitu Srikandi. Beda dengan sikap Srikandi yang sangat kasar terhadap Mbok Ratih, mbok Ratih selalu di perintah oleh Srikandi, semua pekerjaan rumah tangga di
tanggung semua oleh mbok Ratih. Srikandi tidak pernah membantu mbok Ratih sedikit pun. Ia juga tidak berpikir kalau ibunya sudah sakit-sakitan dan tidak mampu untuk bekerja lagi.
   Bahkan pada saat itu, Srikandi meminta uang kepada mbok Ratih sebesar Rp.1.000.000 tetapi Mbok Ratih tidak memberikannya, karena Mbok Ratih tidak mempunyai uang sebesar itu. Karena Srikandi benar-benar muak kepada mbok Ratih, Srikandi memarahi ibunya habis-habisan, sampai ibunya meneteskan banyak air mata dan menangis tersedu-sedu. Tidak berpikir panjang lebar lagi, Srikandi langsung mengemasi pakaiannya dan meninggalkan ibunya sendirian di gubuk tua itu. Mbok Ratih sudah tidak kuat lagi dengan sikap Srikandi yang keterlaluan itu, maka mbok Ratih mengikhlaskan Srikandi meninggalkan ia sendirian di tengah hutan yang lebat itu.
    Malam hari telah tiba,saat Srikandi berada di hutan. Dalam hati Srikandi, ia merasa gelisah dan takut. Tetapi keyakinan dia sudah bulat untuk meninggalkan Mbok Ratih selamanya. Saat Srikandi merasa lelah, ia beristirahat sejenak di bawah pohon besar. Tanpa tersadari, Srikandi pun tertidur dengan lelap tanpa memikirkan keselamatan dia di tengah hutan. Setelah beberapa jam tertidur, Srikandi mendengar suara gaungan harimau yang jaraknya cukup dekat. Akhirnya Srikandi pun berlari dengan sangat kencang. Tanpa disadari, ternyata harimau itu mengejar Srikandi. Srikandi pun panik ia tidak tahu harus pergi ke mana lagi. Karena Srikandi terlalu panik akhirnya Srikandi terjatuh di jurang yang sangat dalam. Srikandi pun berteriak dengan kencang, tetapi percuma saja tidak ada yang mendengar teriakan Srikandi di hutan yang gelap itu.
  Saat Srikandi jatuh terlalu jauh di jurang, Srikandi tidak tahu bahwa jurang itu berada di pinggir sungai yang deras. Tetapi Srikandi tidak mempedulikan itu, karena Srikandi mengalami luka yang cukup parah dan tidak tersadarkan diri. Akhirnya Srikandi pun terjatuh dan terbawa arus sungai yang deras.
  Sedangkan Mbok Ratih, ia gelisah memikirkan keadaan Srikandi yang sekarang berada di tengah hutan. Mbok Ratih tidak tahu harus berbuat apa lagi. Mbok Ratih hanya bisa berdoa semoga Srikandi baik-baik saja. Malam pun terus berlalu, Mbok Ratih belum juga tertidur. Tetapi pada pukul 02.00 malam, akhirnya Mbok Ratih tertidur juga.
  Pagi hari pun tiba, Mbok Ratih terbangun dari tidurnya. Mbok Ratih terbangun dengan terkejut, ia langsung tergesa-gesa pergi dari rumah untuk mencari Srikandi. Saat Mbok Ratih berada di tengah hutan, Mbok Ratih melihat tas milik Srikandi. Mbok Ratih pun tambah panik, ia langsung berlari sangat kencang. Pada saat Mbok Ratih menghentikan langkahnya, ia melihat sebuah jurang yang sangat dalam. Mbok Ratih takut jika Srikandi jatuh ke dalam jurang itu. Akhirnya Mbok Ratih pun menuju jalan pintas untuk turun ke jurang yang sangat dalam itu.
 Saat mbok Ratih sampai di bawah jurang itu, Mbok Ratih hanya melihat sungai saja. Ia tidak melihat adanya tanda-tanda Srikandi.
  Beda dengan keadaan Srikandi, ia tersesat di suatu desa terpencil. Saat itu untungnya Srikandi di temukan oleh seorang Kakek yang sudah sangat tua. Pada saat Srikandi di bawa ke rumah Kakek tua itu, Srikandi di rawat dengan baik di sana. Luka Srikandi diobati oleh Kakek tua itu. Sedangkan istri dari kakek itu menyiapkan makanan untuk Srikandi. Saat Srikandi terbangun dari pingsannya, Srikandi terkejut melihat dua orang yang sudah sangat tua. Lalu Srkandi berkata ”Maaf,saya ingin bertanya. Anda berdua ini siapa ya??”. Dan Kakek tua itu menjawab ”Saya orang yang menyelamatkan kamu, nak!!”. Srikandi terdiam, ia tidak percaya bahwa ia di selamatkan oleh Kakek tua yang sangat miskin. Karena Srikandi tidak tahu jalan pulang, maka ia terpaksa tinngal di rumah kakek itu. Nama kakek itu adalah Kakek Tarno.
  Karena Mbok Ratih belum tahu dimana Srikandi berada, akhirnya mbok Ratih terpaksa untuk menyusul Srikandi. Di hati kecil Mbok Ratih, ia tidak ingin kehilangan anak semata wayangnya itu. Saat Mbok Ratih melewati hutan, ia berharap di selamatkan dari ancaman binatang buas. Setelah beberapa jam Mbok Ratih berjalan, akhirnya Mbok Ratih berhasil keluar dari dalam hutan. Ia pun langsung melanjutkan perjalanan untuk mencari anaknya Srikandi.
   Saat berada di rumah Kakek Tarno, Srikandi berubah menjadi anak yang baik hati dan pemurah. Kakek Tarno mengajarkan banyak hal positif kepada Srikandi. Walaupun Srikandi bukan anak kandungnya tetapi Kakek Tarno sangat sayang kepada Srikandi. Kakek dan istrinya beruntung mempunyai anak seperti Srikandi. Walaupun dulu, sifat Srikandi sangat kasar terhadap Mbok Ratih, tetapi sekarang ia tidak lagi mempunyai sifat seperti itu.
  Malam hari pun datang, Mbok Ratih sama sekali tidak lelah mencari keberadaan Srikandi. Ia berjuang demi bertemu anaknya itu. Ia juga berharap agar Srikandi masih mengakui Mbok Ratih sebagai ibu kandungnya. Pada saat Mbok Ratih berjalan,ia bertemu dengan seorang pencopet. Hati Mbok Ratih sangat gelisah dan takut. Ia tidak berharap untuk memberikan semua barang bawaannya kepada pencopet itu. Setelah Mbok Ratih berlari mengelabuhi pencopet itu, Mbok Ratih malah terjatuh. Akhirnya, pencopet itu berhasil menangkap Mbok Ratih. Dengan nada kasar Pencopet itu meminta uang yang di bawa oleh Mbok Ratih, dengan terpaksa Mbok ratih pun memberikan semua uangnya kepada pencopet itu.
   Di rumah Kakek Tarno, Srikandi tiba-tiba memikirkan ibunya yaitu Mbok Ratih. Ia menyesal meninggalkan ibunya sendirian di hutan. Bahkan ia sadar bahwa selama ini ia selalu membantah perkataan Mbok Ratih. Ia berjanji kepada dirinya sendiri untuk kembali ke pelukan Mbok Ratih. Karena Srikandi tidak bisa tidur karena memikirkan ibunya, akhirnya Srikandi meminta izin kepada Kakek Tarno untuk berpamitan pulang. Sebenarnya Kakek Tarno melarangnya. Tapi, Srikandi memaksa. Akhirnya Srikandi pun di perbolehkan untuk pulang ke rumah ibu kandungnya. Asal Kakek Tarno ikut mengantarnya. Kakek Tarno takut jika terjadi apa-apa oleh Srikandi. Srikandi pun menerima permintaan Kakek Tarno.
  Karena Mbok Ratih sudah tidak mempunyai uang lagi, akhirnya Mbok Ratih tidur di emperan toko. Mbok Ratih bingung harus kemana lagi untuk mencari Srikandi. Ia berharap agar segera dipertemukan oleh anaknya itu. Mbok Ratih sangat rindu sekali dengan Srikandi. Bahkan ia berjanji agar menuruti permintaan Srikandi. Ketika Srikandi menuju untuk pulang ke rumahnya. Ia melihat seperti ada orang yang mirip dengan ibunya. Akhirnya ia mendekati wanita itu dan ternyata memang benar dia adalah Mbok Ratih. Srikandi sangat senang bisa bertemu Mbok Ratih dan Mbok Ratih juga senang bisa bertemu anaknya.
  Bahkan, Mbok Ratih terkejut dengan sikap Srikandi yang sangat sopan terhadap dia. Akhirnya mereka pun menuju masuk ke hutan untuk pulang ke rumahnya. Dan sebelum itu mbok Ratih berterima kasih terhadap Kakek Tarno yang sudah merawat dan mendidik Srikandi menjadi anak yang baik hati.
  Dan mereka sekarang telah menjadi keluarga kecil yang bahagia dan saling menyayangi satu sama lain.


0 komentar:

Posting Komentar

game